Sejarah Akuntansi Perbankan Syariah
di Indonesia
Disusun
oleh :
Lila
Amelia (NIM. 20181311022)
STIE
Indonesia Banking School
Abstrak
Akuntansi syariah memiliki peran penting dalam
keberlangsungan ilmu akuntansi, terutama di Indonesia yang sebagian besar
masyarakatnya adalah muslim. Akuntasi syariah hadir sesuai dengan ketentuan dan
prinsip islam. Akuntansi telah lama di praktekkan bahkan saat bangsa Persia dan
Romawi berjaya. Namun, akuntansi pada zaman itu masih belum berkembang karena
bangsa Arab masih mengandalkan ingatannya. Setelah Islam hadir, Akuntansi mulai
mengalami pembaruan. Profesi utama Bangsa Arab ialah berdagang. Oleh karena
itu, pencatatan transaksi, laporan keuangan, dan sebagainya telah ada di sejak
zaman Rasulullah. Sejarah perkembangan Akuntansi Syariah semakin berkembang
pesat pada zaman bani Abbasiyah. Pada saat itu, akuntansi sudah bisa dikategorikan
dan lebih terperinci.
Pendahuluan
Jumlah
pemeluk agama Islam semakin hari semakin meningkat. Saat ini, Islam masih ada
di peringkat kedua dengan jumlah pemeluk sebanyak 1,59 miliar jiwa. Atau
sekitar 23% dari total populasi dunia. Umat
islam di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Mayoritas agama yang
dianut oleh masyarakat Indonesia adalah Islam. Islam merupakan agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Pada sekitar abad ke- 7 M. Ajaran Islam sangat
mudah diterima masyarakat karena mudah dimengerti seperti tentang akidah,
akhlak dan syariah. Ajaran ini tersebar melalui perdagangan, pendidikan, seni,
budaya, dll. Ilmu pengetahuan juga dikembangkan oleh ilmuwan islam seperti
kedokteran, fisika, kimia, sosiologi, ekonomi, dsb.
Manusia
dituntut untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Di dunia, ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan tuntunan Allah akan mensejahterakan manusia itu sendiri. Manusia
tidak luput dari yang disebut dengan kebutuhan dan keinginan yang mana hal
tersebut sangatlah tidak terbatas sedangkan sumberdaya –nya terbatas. Maka dari
itu, kita membutuhkan ilmu ekonomi. Mempelajari
ilmu ekonomi sangat penting, dan hal pokok bagi setiap masyarakat khususnya
dalam ruang lingkup keluarga, tujuannya agar dapat dengan cermat mengatur skala
prioritas kebutuhan dari keperluan yang terpenting/ mendesak terlebih dahulu.
Ekonomi di jaman sekarang makin berkembang. Sistem ekonomi konvensional semakin
hari semakin membuat rugi bagi para individu-individu yang masih bertahan
dengan sistem tersebut. Bunga yang diberlakukan pada pinjaman konvensional juga
dinilai merugikan oleh sebagian masyarakat. Dan lagi, banyak dari kita belajar
untuk menghindari riba. Maka dari itu, sekarang banyak bermunculan perbankan
syariah sesuai dengan prinsip islam.
Ekonomi
tidak jauh dari yang disebut dengan akuntansi. Akuntansi syariah memiliki peran
penting dalam keberlangsungan ilmu akuntansi, terutama di Indonesia yang
sebagian besar masyarakatnya adalah muslim. Akuntasi syariah hadir sesuai
dengan ketentuan dan prinsip islam.
Pembahasan
Dalam memahami
akuntansi syariah, dibutuhkan pemahaman yang benar mengenai ruang lingkup Islam
yaitu; akidah, akhlak dan syariah. Menurut Zulfikri Hasan dalam situsnya (Hasan, 2018) , “meningkatnya nilai
transaksi berbasis syariah tentunya meningkatkan kebutuhan terhadap akuntansi
syariah. Perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah semakin berkembang
yang ditandai dengan diterimanya prinsip-prinsip transaksi syariah di dunia
internasional.”. Menurut (Alim, 2011) ,
“Akuntansi syariah berbeda bahkan bertentangan dengan konsepsi akuntansi konvensional.
Akuntansi syariah memiliki konsepsi yang berbeda. Imam Al Ghazali seorang
hujjatul Islam, ahli fiqh sekaligus tasawuf menyebutkan bahwa setiap ilmu yang
bersumber dari ajaran Islam bermuara pada maqashid syariah antara lain melindungi/meningkatkan
iman (agama), melindungi jiwa dan akal, dan keturunan, serta harta. Iman
merupakan tujuan utama dari segala ilmu pengetahuan maupun aktivitas (ibadah
maupun muamalah) (lihat Chapra 1999: 9). Sedangkan perlindungan harta adalah
tujuan akhir yang bersifat derivasi peningkatan iman dan perlindungan akal dan
jiwa.”
Sejak jaman dahulu kala, berdagang sebagai profesi utama dalam
memenuhi kehidupan. Kemajuan yang semakin berkembang dalam bidang perdagangan, industri,
keuangan, dan jasa di belahan dunia Arab memastikan adanya sarana untuk
mencatat transaksi dikalangan mereka. Mahmud Syakir dalam Tarikhul-Islami
sebagaimana dikutip oleh Zaid, menjelaskan bahwa orang-orang Arab-lah yang
menemukan tulisan pada tahun 3200 SM. Penemuan ini mendorong kemajuan besar
bagi kehidupan manusia dalam mencatat dan menukil pengetahuan serta pemikiran -
pemikiran. Kehidupan Bangsa Arab, terdapat rakyat yang makmur yang disebut
dengan Negeri Rafidin atau yang dikenal dengan nama negeri antara dua sungai.
Kalangan Arab ini hadir sebelum adanya Islam. Kemajuan diberbagai bidang
membuat mereka menemukan suatu ilmu yang disebut dengan akuntansi. Penduduk
negeri antara dua sungai telah menggunakan papan tulis tembikar yang
bertuliskan dengan huruf paku untuk mencatat hitungan mereka. Meskipun
sederhana itu sudah cukup dan sesuai dengan kebutuhan mereka dalam bidang
perdagangan dan sosial. Ilmu akuntansi diperuntukan untuk mengukur tingkat
keuntungan. Keuntungan dihitung dari perubahan modal pada satu siklus
perjalanan dagang, misalnya satu siklus keuntungan pada saat perjalanan ke
Yaman dan satu siklus keuntungan pada perjalanan dagang ke Syam. Kemampuan daya
ingat Bangsa Arab sangatlah bagus. Dalam pencatatan, mereka lebih memilih
mengandalkan hafalan daripada mencatatnya kembali. (Siregar, 2015)
Penyebaran Islam menyebabkan penggunaan angka arab
(adanya angka nol) meluas ke berbagai wilayah di dunia. Peran akuntansi sangat
penting terkait dengan kekayaan pemerintah dan pedagangan dalam mengambil
keputusan. Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau mendirikan sebuah
masjid yang disebut Masjid Nabawi. Selain digunakan untuk beribadah, Masjid
Nabawi juga digunakan sebagai tempat pertemuan guna menyambut tamu – tamu. Rasul
juga mendirikan Baitul Mal atau
disebut institusi keuangan publik. Keuangan Negara pada zaman itu bersumber
pada zakat. Mussadiq (petugas zakat) yang berperan melakukan penagihan zakat
dan melakukan penghitungan zakat dengan teliti. Penghitungan dengan teliti ini
perlu didasarkan pada pengetahuan yang memadai tentang jenis, haul (tahun buku)
dan jumlah harta yang harus dizakati, sebagai bahagian dari akuntansi zakat. Para
petugas zakat adalah orang-orang yang diperintahkan Rasul untuk memungut zakat
yang wajib dari para Muzakki dengan adil. Akuntansi Zakat yang dipraktekkan
pada masa Rasul meliputi: Tugas Pengumpul (Jabin), Penyimpan (Khazin), Penulis
(Katib), Penghitung (Hasib) dan sebagainya. (Siregar, 2015)
Di zaman Umar bin Khatab, pemerintahan Islam telah
berkembang meningkatkan penerimaan dan pengeluaran negara. Para sahabat
merekomendasikan perlu adanya pencatatan dalam hal tersebut. Lalu beliau
mendirikan Lembaga bernama Diwan (Dawwana = tulisan). Menurut (Al-Kalkashandy,
1913) evolusi perkembangan buku
akuntansi mencapai tingkat tertinggi pada masa daulah bani Abbasiyah, Akuntansi
diklaifikasikan pada beberapa spesialisasi seperti akuntansi peternakan,
akuntansi pertanian, akuntansi bendahara, akuntansi konstruksi, dan akuntansi
mata uang, sistem pembukuan menggunakan
model buku besar dan ilmu auditing. Ilmu akuntansi telah lama dipraktekkan
dalam dunia islam seperti “Jaridah” untuk buku catatan keuangan.
Kesimpulan
Sebelum
berdirinya peradaban Islam, hanya ada dua peradaban besar yaitu bangsa romawi
dan bangsa persia. Pada saat itu telah digunakan akuntansi dalam bentuk
perhitungan barang dagangan oleh para pedagang. Dari sejak pergi berdagang
sampai pulang kembali. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui
perubahan-perubahan, untung dan rugi. Selain itu orang yahudi banyak melakukan
perdagangan menetap dan mencatat piutang mereka. Sebelum Islam berkembang, akuntansi
pun sudah ada tetapi masih belum dikembangkan karena Bangsa Arab yang masih
mengandalkan kemampuan mengingatnya.
Pada
zaman Rasulullah, cikal bakal akuntansi dimulai. Mulai dari fungsi- fungsi
pemerintahan untuk mencapai tujuannya dan penunjukkan orang-orang yang kompeten
Akuntansi telah berkembang meningkat ke level selanjutnya pada jaman Daulah
Abbasiyah. Akuntansi diklasifikasikan menurut kategori-kategorinya seperti
akuntansi pertenakan, bendahara, ilmu auditing, sitem pembukuan dsb.
Daftar Pustaka
Alim, M. N. (2011). AKUNTANSI SYARIAH ESENSI, KONSEPSI,
EPISTIMOLOGI DAN METODELOGI. Jurnal investasi, 156.
Hasan, Z. (2018, Juni). Perkembangan Transaksi Syariat.
Retrieved from kompasiana:
https://www.kompasiana.com/zulfikrihasan1904/5b36f6a9caf7db0bb411c146/perkembangan-transaksi-syariah
Siregar, S. (2015). Akuntansi Perbankan Syariah sesuai
PAPSI tahun 2013. FEBI UIN-SU Press.
Syafrizal, A. (2015). SEJARAH ISLAM NUSANTARA. Jurnal
Studi Islam, Vol. 2 No. 2.
Komentar
Posting Komentar